Di
suatu pagi, pagi yang cerah nampaknya. Masihku menggerakkan
jari-jemariku, menuliskan apa yang ingin aku tulis pada sebuah wadah,
wadah itu ya blog ini. Mengumpulkan ide-ide, entah biasa atau mungkin
luar biasa. Berharap memberi kebaikan pada para pembaca.
Namun
sesaat itu terhenti. Terhenti karena bunyi dering yang menanti aku
untuk menjawabnya. Bunyi itu berasal dari mana lagi kalau bukan dari
ponselku. Kuangkatnya [ponselku], terdengar suara lembut nan merdu.
Itulah suara dari seorang wanita yang cukup jauh di sana. Seorang yang
menganggapku sebagai sahabat, dan aku pun menganggapnya demikian.
Berkatalah
dia untuk menemuiku di rumah. Bermaksud mengirimkan sebuah buku yang
baru saja dia pinjamnya dariku. Terdiam sesaat mendengar itu, aku
bertanya, "Ini masih pagi, seriuskah dirimu?". Dia mengiyakan tanyaku itu.
Tak
lama, kurang lebih 20 menit berlalu, datanglah ia di rumahku. Bersama
sepeda sederhananya, ia nampak anggun menemuiku. Dan dengan maksud
kedatangannya tadi, dia mengembalikan buku itu sambil terucap "terima kasih" darinya. Melihatnya didepanku membuat berdebar hatiku, entah mengapa, dan itu membuatku seperti mematung dan hanya kata "iya sama-sama" yang terucap dariku. Tak lama hanya berselang 10 menit, kemudian dia pergi.
Di
rumah ini, aku kembali terdiam. Terdiam dengan pikiran yang perlahan
menggangguku. Mengapa aku tadi tak menyusulnya? Mengapa aku tak
menemaninya pulang? Mengapa aku menyesal? Apa ini karena aku jatuh cinta? Tuhan inikah cinta yang kurasa?
Sadar...sadarlah...dia adalah sahabatmu...