NgeShare - Koreksi Media Kampanye [SMS]


Tidak terasa 2 hari lagi pemilu dimulai, apakah Anda sudah punya pilihan? Kalau sudah, sudahkah Anda mengetahui latar belakangnya? Sejarahnya (partai), visi misinya (partai/ caleg), sudah tau sudah tau? Semoga hal-hal yang saya tanyakan tadi sudah Anda ketahui semua, kalau gak semua ya minimal sudah tau orangnya, hehehe...

Emangnya kenapa sih harus mengetahui hal-hal tersebut? Ya simple aja, supaya tidak salah pilih, itu yang utama dalam memilih, iya kan? Kalau salah, terus nanti nyesel gak sesuai dengan yang diharapkan gimana?. Tapi menurut saya apa yang tertulis sama yang nyatanya kadang-kadang juga gak sesuai sih. Di kampanyenya tertulis visi misi ini dan itu, janji ini dan itu. Tapi ketika terpilih, ya udah tau sendiri kan. Saya bukan bermaksud menjelek-jelekkan ya, tapi inilah kenyataan yang sering saya atau kita semua dengar dan jumpai.

Setiap akan ada pemilu itu identik dengan yang namanya kampanye. Nah, kampanye kalau biasanya dulu diadakan di lapangan, di jalan-jalan, di ruang-ruang serba guna. Lha semenjak kemajuan teknologi hadir di negeri kita, kampanye bisa diadakan di mana saja.
Bisa diadakan di mana saja? Emang bisa, Min?
Bisa-bisa aja, kenapa nggak, hehehe... Dengan kemajuan teknologi, kampanye kini mudah diadakan melalui media televisi, radio, SMS di HP sampai internet. Nah, melalui media-media inilah, kampanye bisa diadakan di mana saja, sampai di WC pun juga bisa (pasang televisi atau lagi main HP di WC, hahaha...).

Ngomong-ngomong soal media kampanye, di sini saya akan mengoreksi tentang salah satu media yang digunakan dalam kampanye, yaitu SMS. Karena menurut saya media ini adalah media yang sangat kurang pas.
Kurang pasnya gimana, Min?
Kebetulan hari Minggu kemarin saya dapat sms kampanye dari seorang caleg. Entah siapa dia, yang jelas saya gak kenal dan beginilah smsnya,


Saya membaca sms tersebut sambil mbatin (berpikir) dalam hati,
Piye arep milih, kenal wae ora, ngerti uwonge ae yo ora.
Dan sekali lagi ini membuat saya mbatin,
Emang aku kudu milih kowe mergo nyapo? Visi misimu ae aku yo gak ngerti, piye nek aku iso percoyo kowe?
Jelas sekali caleg tersebut mengkampanyekan dirinya dan hanya meminta saya untuk memilihnya. Sama sekali tidak menjelaskan sedikitpun tentang visi misinya. Apa karena visi misinya terlalu panjang, sampai-sampai sang caleg enggan untuk mengetiknya? Sungguh ini sangat disayangkan.

Bukankah meminta dipilih itu berarti membuat si pemilih untuk yakin? Yakin memilih dirinya. Tapi bagaimana bisa yakin kalau visi misinya yang dipilih gak jelas? Terlebih lagi kalau smsnya salah sasaran alias belum punya hak pilih. Bukan gak mungkin salah sasaran ya, di zaman modern gak cuma orang dewasa yang punya HP, anak SD aja juga sudah banyak yang punya.

Inilah yang membuat saya berpikir kalau kampanye melalui sms itu sangat kurang pas. Dan bukan hal yang tak mungkin kalau ini malah menjadikan senjata makan tuan bagi sang caleg. Karena bukan suara banyak yang diperolehnya, melainkan rugi pulsa yang sia-sia.

Untuk itu bagi para caleg, lebih baik perkenalkanlah diri Anda secara langsung kepada masyarakat. Jangan hanya melalui perantara-perantara seperti ini. Memang sih perantara media sangat membantu dalam mengenalkan diri secara luas, tapi alangkah lebih efektif kan kalau secara langsung? Lebih mengena dan bermakna, aduhai....hehehe...

Sekian koreksi media kampanye tahun ini dari saya, kalau ada salah-salah kata, saya mohon maaf. Ini hanya sekadar pendapat, karena bukankah berpendapat itu dibolehkan?
Share:
Sawer


Anda suka dengan tulisan-tulisan di blog ini? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan blog ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol sawer di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.