Di larutnya malam, ditemani sinar lampu benderang, ia masih terjaga. Seorang anak yang sedang mengarahkan pandangannya pada lembar-lembar jendela dunia di mejanya. Ia terduduk sambil membuka, membaca, dan mempelajari apa yang ingin dimengertinya. Walau rasa lelah, kantuk menghampiri bersama-sama, ia tetap memaksa untuk bersemangat dalam usahanya. Itu semua demi terpenuhinya kewajiban dan citanya.
Sepinya malam itu, tak ada gegap gempita atau canda tawa dari orang-orang sekitarnya, itu karena mereka telah lebih dulu terlelap dalam masing-masing mimpinya.
Dalam keseriusannya, tiba-tiba terdengarlah suara lirih kelembutan yang bertanya. Suara dari wanita yang dikenalnya, ialah ibu yang terbangun dan mendengar kesibukkan anaknya. Ibu bertanya, “Nak, apa yang sedang kamu lakukan? Ini sudah larut malam, apa kamu belum mengantuk?”
Dengan senyumnya, sang anak menjawab, “Aku sedang mengejar mimpiku Bu, dan aku ingin menghabiskan malamku ini lebih lama di sini (di rumah ini)...”. Mendengar kalimat itu terucap oleh anaknya, sang ibu pun tersenyum dan kemudian duduklah ia (ibu) sambil menanti selesainya kewajiban dan terlelap anaknya dalam mimpinya.