Pada sebuah senja nampak sepasang muda mudi sedang duduk berdua di salah satu bangku taman alun-alun kota. Mereka nampak sedang menikmati suasana taman kota kala itu, taman, senja, dan lalu lalang orang-orang. Itu menjadi kesukaan mereka di akhir pekan, dan menjadi pertemuan yang dapat mereka tunaikan selepas kesibukan yang mereka kerjakan di hari-hari sebelumnya yang membuat mereka hanya dapat bertemu melalui pesan. Tapi senja akhir pekan kala itu terasa tak seperti senja di akhir pekan sebelumnya, sebab ada sesuatu yang terlihat aneh dari sang wanita, hingga sang pria penasaran dan kemudian menanyakan.
Abang : Kamu kenapa, kok sedih gitu, Ti?
Hayati : Hayati lagi bingung, gundah, resah, gelisah, Bang.
Abang : Kenapa begitu Hayati?
Hayati : Entahlah, Hayati lagi lelah aja.
Abang : Lelah? Lelah kan memang wajar dirasa, semua orang pasti akan mengalaminya, termasuk abang. Tapi mau bagaimana lagi, hidup ini kan perjuangan, yang membutuhkan usaha dan juga do'a yang disemogakan.
Hayati : Iya, Bang, Hayati paham kok.
Abang : Jika ada sesuatu yang membuatmu ragu dan gelisah, alangkah lebih baiknya kamu curahkan, jangan kau pendam.
Hayati : Kenapa harus aku curahkan, Bang?
Abang : Karena dengan mencurahkannya, mungkin perasaanmu akan menjadi lebih baik. Dan sungguh bila kamu hanya memendamnya, mungkin itu hanya akan membebani hati dan pikiranmu.
Hayati : Kalau begitu, di manakah tempatku bisa mencurahkannya, Bang?
Abang : Di tempat yang dapat kamu percaya dan mempercayaimu...