Suatu hari di kala waktu kuliah kosong telah menanti, saya bersama 3 teman saya yaitu, Rizal, Rilo dan Andre, memutuskan untuk menunggu waktu kuliah berikutnya dimulai dengan beristirahat di kos teman saya yang bernama Rilo.
Kosnya memang tak begitu jauh jaraknya
dari kampus, kalau dihitung-hitung sih ya sekitar 1 km, mungkin
malah kurang. Berhubung jarak kosnya yang cukup deket sama kampus, terus
biasanya jadi basecamp sampingannya teman-teman (hehe..) plus yang punya
kamar ngizinin, kami memutuskan untuk singgah ke kosnya tersebut.
Sesampainya di kos, di antara kami terpecahlah ke dalam 3 aktivas yang berbeda, di antaranya ada yang berbaring di atas kasur sembari bergumul
dengan handphone imutnya, yaitu Andre. Kemudian adapun yang hanya terduduk di dekat pintu sembari plonga-plongo mencari
AC (Angin Cepoi-Cepoi), yaitu saya (hehehe...). Dan yang terakhir adapun sedang bergulat melalui permainan
ngetren anak kos yang dinamakan PES, yaitu Rilo dan Rizal.
Awalnya sih waktu itu suasana rasanya adem-adem aja, sampai tiba-tiba timbulah
sebuah pergulatan yang mulai memanaskan suasana. Ya, pergulatan, bukan pergulatan fisik yang sebenarnya,
hanyalah pergulatan kata-kata. Pergulatan yang dimulai dari percakapan antara Rilo dan Andre...
Rilo : Ndre, rokok itu bahaya gak?
Andre : Ya jelas lah!
Rilo : Rokok itu seharusnya dilarang gak?
Andre : Kalau menurutku sih seharusnya ya harus.
Rilo : Nah, maka dari itu aku ngerokok, tujuannya buat ngurangi jumlah rokok di dunia.
........
Pergulatan mereka ini berlangsung lumayan sengit dan cukup seru, sampai berakhirlah dengan sebuah guyonan yang menjadi ciri khas sekaligus bakat terpendam si Rilo, yang tentu membuat kami nguekek (ketawa), wkwkwkw....
Memang tak dapat dipungkiri, Rilo adalah seorang perokok aktif begitu pula dengan Rizal, sedangkan Andre tentu bukan begitu pula dengan saya. Tentulah tak dapat dipungkiri sering terjadi perbedaan pendapat di antara mereka (Rilo dan Andre) mengenai rokok. Mendukung dan menolak, begitulah biasanya terjadi. Kemudian, apakah saya membantu Andre? Apakah Rizal membantu Rilo? Ah, tentu tidak, kami berdua hanya menikmati pergulatan sembari candaan dari mereka berdua, hehehe...
Ya, jika dilihat dari dua sudut pandang antara perokok dan bukan perokok, memanglah sering ditemui perbedaan. Selain itu rokok pun memiliki sisi yang berbeda.
Di satu sisi rokok memanglah suatu hal yg memiliki dampak merugikan
bagi penggunannya, terutama dampak kesehatan. Dan inilah yang paling sering kita jumpai, begitu pun sudah tertera di bungkusnya.
Bukan hanya berdampak pada kesehatan, dampak lain pun ada, seperti misal dampak ekonomi. Dari segi ekonomi, seseorang yang dalam waktu sehari yang seharusnya dapat mengumpulkan uang sekitar 50 ribu rupiah dan dapat digunakannya untuk membeli makan, minimal dengan lauk ikan, sayur dan mungkin susu, kemudian hanya dapat membeli lauk sayur karena hasil uang lainnya digunakannya untuk membeli rokok. Hal ini otomatis juga akan berdampak pada keluarganya, terutama gizi anaknya.
Dan di satu sisi lain pun bagi perokok, merokok itu sudah menjadi hal wajar yang baginya membudaya. Pun bukan hanya membudaya, namun juga melengkapi, melengkapi apa? Melengkapi kehidupan sehari-harinya. Jika si perokok telah terbiasa di pagi hari mengawali harinya dengan sebatang rokok, pun di hari berikutnya akan seperti itu, dan jika itu tak dilakukannya, baginya itu seperti sayur tanpa garam, hambar begitu mungkin rasanya. Inilah yang kadang membuat para perokok untuk sulit lepas dari kegiatan merokok, karena telah terbiasa menjadi kebiasaan.
Bukan hanya itu, rokok bagi kehidupan sebuah wilayah misalnya. Ini dapat terlihat dari jumlah pajak yg
diterima pemerintah dari sektor rokok. Hal inilah yang kadang membuat
pemerintah menjadi galau ketika akan membuat keputusan tentang
dilarangnya rokok.
Jikalau rokok dilarang, maka itu pun hanya sama saja mengurangi kesejahteraan masyarakat. Pasalnya kini banyak orang bergantung pada kegiatan ekonomi di bidang ini. Masih banyak orang yang bekerja di pabrik-pabrik rokok. Pun jika dilarang, ini sama saja mematikan ekonomi masyarakat bahkan pun negara.
Di sini saya bukan bermaksud memaksa Anda untuk mendukung atau menolak, ataupun merusak sinergi antara perokok dan bukan perokok, akan tetapi memberikan pemikiran tentang apa yang saya paham. Bagi Anda yang kini sedang atau telah merokok, untuk saat ini mungkin boleh-boleh saja, akan tetapi haruslah Anda melihat ada siapa dan ada di mana, bukan seenaknya begitu saja. Tentang bagaimana sikap Anda ke depannya, menolak atau menerima, itu ada di tangan Anda. Baik buruknya untuk Anda, Anda sendiri yang menentukan. Sekian dan semoga bermanfaat.
------------------
NB: Manungso iku di wenehi urip, kudu gelem maturnuwun lan syukur. (Manusia itu diberi kehidupan, harus mau berterima kasih dan bersyukur.)