NgeShare - Ikan Asin


Dulu saat aku kecil, aku tak pernah suka, dulu aku tak senang pula dengan baunya. Jika dipaksa untuk memakannya, hanya penolakan dariku yang ada. Itulah yang terjadi ketika ibu sedang memasak ikan asin. Tak pernah sekalipun aku berniat untuk mencicipinya, mencium aromanya pun aku tak kuasa. Bukan jijik karenanya, tapi karena belum terbiasa merasakannya. Ya, bukankah rasa suka itu ada karena telah terbiasa? Setiap kali ibu selesai menggoreng ikan asin, ia selalu berkata, 
“Makan ikan asin itu enak lho, apalagi kalau makannya sama nasi anget ditambah sambal terasi atau sambal bawang, terus makannya pakai tangan, hmm... :)”
Yang aku tahu setiap ibu berkata begitu, ibu bermaksud untuk merayuku. Merayu agar aku mau mencoba ikan asin hasil gorengannya itu. Aku masih tak mau, karena waktu itu hanya tahu dan tempe yang jadi favoritku.

Perlahan-lahan dari waktu ke waktu, tanpa bujuk rayu dari ibu, aku mulai ingin mencobanya. Dikarenakan aroma ikan asin yang seakan-akan memanggilku supaya aku mau menikmati kelezatannya itu,
“Ayo makan aku, ayo makan aku, jangan ragu-ragu.”
Berbekal rasa penasaran yang telah lama menggangguku akan aroma dan rasa yang telah memikat banyak penikmatnya, aku mencobanya sedikit dulu. Dan benar saja kalau rasanya memang seasin namanya. Walau begitu aku tak berhenti untuk mengunyahnya. Kuambil sepiring nasi hangat, ditambah sambal pedas penggugah selera, menemaniku menikmati ikan asin yang baru saja diangkat dari wajan itu. Sungguh sungguh nikmat ternyata rasanya, membuat syahdu suasana. 

Tak pernah ku sangka jika makanan yang dulu ku anggap begitu biasa, ternyata menyimpan rasa yang luar biasa, membuatku rindu akan sebuah suasana. Suasana di tengah persawahan yang begitu akrab dengan kebersamaan. Berteman semilir angin menyejukkan, berhiaskan suara daun-daun melambai tak karuan, sungguh menentramkan.

Memang tak salah jika ikan asin ini memiliki pecintanya tersendiri. Yang menurut mereka adalah sebuah makanan sederhana yang dapat membuat penikmatnya bahagia. Begitu pula yang aku rasakan setiap kali mencobanya.

Dulu memang aku tak suka, dulu memang aku tak ingin mencoba, tapi ketika tahu rasanya, aku jadi rindu dengannya. Dan hidup juga seperti itu, yang jika kita berjumpa dengan orang baru di luar sana, maka cobalah untuk mengenalnya terlebih dahulu, bukan dengan menilai baik buruknya dengan terburu-buru. Dan aku ingin seperti ikan asin itu, yang sederhana namun dapat membuat rindu.
Share:
Sawer


Anda suka dengan tulisan-tulisan di blog ini? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan blog ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol sawer di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.