Sudah terlalu lama di sini, sudah terlalu lama saya di rumah ini. Melewati masa libur kuliah semester genap ini tanpa melakukan kegiatan yang menghibur hati. Hanya melakukan hal-hal yang seperti biasa di rumah, dan selain di rumah ini juga di tempat kecil yang jarang ramai justru sering sepi, yaitu di blog ini. Untuk sekadar meluangkan waktu sendiri, yang mungkin tak begitu banyak memberi arti. Tapi, untunglah ada teman sekampung yang baik hati, yang dengan friendly mau mengajak saya pergi. Pergi liburan ke sebuah candi, untunglah...untunglah...
Hehehe...yaps begitulah, libur tanpa mengisinya dengan kegiatan yang dapat menghibur diri, bisa dibilang bagai makan sayur tanpa ada sayurnya, eh salah, maksudnya yang bener tanpa garam, kesannya kayak ada yang kurang gitu. Nah, begitu juga seperti yang saya rasakan, apalagi kalau libur panjang, tanpa melakukan apa-apa, cuma nganggur di rumah. Ya, walaupun sebenernya gak nganggur-nganggur amat sih, sesekali juga diajakin ibu ke pasar, atau bersih-bersih rumah (*ciye macak rajin), atau pula bersih-bersih kenangan sama mantan, wkwkwkw...
Jika hanya terus melakukan semua itu, pasti bakalan ngerasa bosan, iya gak? Nah, biar gak bosan, makanya harus diisi dengan kegiatan yang bisa nyenengin hati, tapi harus kegiatan yang positif ya, ingat-ingat! Kegiatan menghibur diri saat liburan yang paling lumrah adalah dolan alias main, sebuah kegiatan yang pasti semua orang suka dan paling efektif untuk menyegarkan pikiran setelah terlalu lama akrab dengan kesibukkan.
Nah, ngomong-ngomong soal dolan atau main, kemarin (06/ 08/ 2015) saya bersama beberapa kawan, menyempatkan diri untuk mengunjungi sebuah tempat wisata yang bernama "Candi Cetho". Candi Cetho ini merupakan Candi bercorak Hindu yang diperkirakan dibangun pada masa kerajaan Majapahit (baca sejarahnnya
di sini). Candi ini terletak di
Desa Gumeng, Kec. Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah.
Lalu mengapa kami memilih Candi Cetho sebagai tempat kami dolan? Ya alasan pertama, karena Candi Cetho kini tengah menjadi tempat wisata yang sedang "kekinian" di kota tempat tinggal saya (Ngawi). Alasan kedua, ya simple aja, karena kami belum pernah ke sana. Dan alasan ketiga atau yang terakhir, yaitu karena kami mau tahu seperti apa sih tempatnya, huehehe...
Berbekal tiga alasan itulah, kami memberanikan untuk berangkat ke sana, walau belum tau arah tempatnya berada. Tapi kan ada pepatah mengatakan "malu bertanya, sesat di jalan". Nah, karena kami bujangers yang taat aturan, suka menabung, dan calon mantu idaman (*amin) yang berpedoman pada pepatah itu, kami tak lupa untuk beberapa kali bertanya pada orang-orang yang kami temui di jalan. Dan alhamdulillah benar saja, akhirnya kami dapat sampai di tempat tujuan. Walaupun sempat beberapa kali salah jalan, hahaha...
Dari rumah sampai di Candi Cetho, kami menghabiskan waktu perjalanan kurang lebih sekitar 1,5 jam. Ya, lumayanlah, lumayan menguras tenaga dan bensin. Tenaga? Ya karena di samping jaraknya yang cukup jauh, juga karena jalannya yang menanjak curam, ya namanya aja jalan puncak gaes, ya pasti kayak gitu. Sampai di sana, kami belum bisa langsung masuk ke tempat wisata, karena mengapa? Ya karena harus bayar karcis masuk dulu lah, namanya juga tempat wisata eksklusif. Untungnya biaya masuk ke Candi sangat bersahabat. Hanya dengan Rp3.000,00 kami dapat menikmati keindahannya yang memanjakan mata.
Eits...tapi setelah membayar karcis, kami masih belum bisa begitu saja masuk. Sebelum masuk ke dalam candi, kami diharuskan untuk terlebih dahulu memakai kain bermotif kotak-kotak hitam putih yang telah disediakan oleh petugas di area wisata tersebut. Kenapa diharuskan memakai kain tersebut? Itu karena Candi Cetho merupakan tempat yang sakral bagi umat Hindu. Seperti yang ada di Bali, bahwa tempat-tempat sakral umat Hindu selalu identik dengan kain bermotif kotak hitam putih. Untuk dapat memakai kain tersebut, pengunjung dikenakan tarif seikhlasnya.
|
Sudah dipakai kainnya. :) |
Setelah membayar karcis masuk dan memakai kain kotak-kotak hitam putih, kami akhirnya dapat langsung masuk ke dalam Candi Cetho. Dimulai dengan melewati beberapa anak tangga, melewati gapura, dan masuk ke dalam tempat wisata.
|
Naik-naik ke Candi Cetho. |
Di Candi ini, kami menjumpai beberapa bangunan yang memukau saya dan teman-teman. Karena memukau itulah membuat gairah selfie salah satu teman saya meningkat, walhasil ya di setiap kesempatan, dia selalu selfie dengan tongsis
emas legendarisnya, wkwkwkw...
Terus saya juga ikutan selfie? Alhamdulillah dengan dikarunia wajah lempeng tanpa ekspresi seperti ini, membuat saya tidak begitu menyukai aktivitas kekinian tersebut, ya di samping itu karena kurang PD, wkwkwk... Yang saya lakukan hanya memotret objek yang menurut saya menarik untuk dipotret. Oh, iya di postingan ini, foto-fotonya gak ada yang nampilin wajah
unyu saya dikarenakan saya gak sempet buat foto diri sendiri/ selfie. :v
|
Kawasan wisata Candi Cetho. |
|
Salah satu bangunan di Candi Cetho. |
|
Kawasan wisata Candi Cetho. |
|
Relief di Candi Cetho. |
|
Bangunan Candi Cetho. |
|
Di atas Candi Cetho. |
|
Kebersamaan teman-teman saya. |
Oh, iya di kawasan wisata Candi Cetho ini, juga terdapat dua tempat wisata yang juga tak kalah kerennya. Dua tempat wisata itu ialah Candi Kethek dan Puri Taman Saraswati. Letak Candi Kethek cukup dekat dengan Candi Cetho, dengan berjalan kaki, kami dapat sampai ke Candi Kethek, walau jalan untuk menuju ke candi itu harus melewati jalanan yang naik turun dan bertemu dengan jurang yang cukup dalam, ya kami harus berhati-hati.
|
Menuju ke Candi Kethek. |
|
Penunjuk arah ke Candi Kethek. |
|
Jalan menuju Candi Kethek. |
|
Candi Kethek. |
Sedangkan Puri Taman Saraswati terletak di atas Candi Cetho. Untuk ke sana, kami harus melewati kios-kios penjual makanan yang ada di samping Candi Cetho. Di Puri Taman Saraswati ini, pengunjung diwajibkan untuk melepas alas kaki, karena memasuki salah satu tempat peribadatan umat Hindu. Di dekat Puri, terdapat sebuah sendang atau mata air yang bernama Sendang Pundi Sari. Airnya begitu segar, saking segarnya sampai-sampai ngerasa kayak lagi di dalem kulkas, hahaha...
|
Puri Taman Saraswati. |
|
Bangunan Pura di Puri Taman Saraswati. |
|
Teman saya yang berfoto di depan sendang/ mata air. |
|
Teman saya yang lagi merasakan segarnya air di sendang Pundi Sari. |
|
Foto teman-teman saya. |
Meskipun Candi Cetho merupakan candi bercorak Hindu, untuk kami yang beragama Islam, di kawasan tempat wisata ini terdapat sebuah mushola yang tersedia di dekat tampat parkir. Jadi, untuk pengunjung yang beragama Muslim dan sedang berkunjung pada waktu shalat, bisalah untuk terlebih dahulu menenunaikan kewajibannya di mushola tersebut. *Biar liburannya barokah :)
|
Mushola dan Toilet Umum di kawasan wisata Candi Cetho. |
Nah, begitulah sekiranya cerita perjalanan singkat ini terjadi. Setelah ini, dengan harapan yang pasti, semoga liburan ini dapat menghibur kami, seorang bujang yang masih saja sendiri, hehehe...
Ngomong-ngomong soal liburan, kapan kamu mau ke sini? :)