Telah kusadari, aku butuh piknik, teruntuk melepaskan kepenatan dan kejenuhan pasca menghadapi UTS yang waktu lalu menantang pikiranku ini.🎶Aih...lebay banget saya hari ini, yah ndak papa, itung-itung sebagai penghiburan diri bagi saya setelah sekian lama (*ceileh) beradu dalam UTS yang kemarin telah saya hadapi, hehehe...
Tapi alhamdulillah, akhirnya masa-masa UTS saya selesai juga, egois rasanya jika saya tak merasakan penat saat menghadapinya (UTS). Berkutat dengan berbagai materi kuliah yang diujikan, tapi apalah daya inilah memang tugas seorang mahasiswa, yang mana belajar adalah kinerja utamanya. Sebagai seorang manusia biasa tentulah saya menginginkan penyegaran dari rutinitas yang telah lama menyibukkan, dan salah satu caranya yang paling gampang, yaitu dengan liburan, aye...
Awalnya sih setelah UTS, saya aslinya gak punya agenda buat liburan, agenda awalnya ya setelah UTS sih pengennya pulang (karena kangen bapak sama ibu). Tapi ehladalah...ternyata ada teman yang ngajak buat liburan, yah berhubung jarang ada yang ngajak dan jarang liburan (*ngenes banget sih lu, Min), kemudian saya mengiyakan ajakannya tersebut. Dan liburan itu pun terjadi tanggal 7 November kemarin, dengan Hutan Pinus Dlingo atau Puncak Becici dan Pantai Pok Tunggal sebagai tujuannya. Kebetulan dua tempat itu belum pernah saya singgahi, dan akhirnya bisa kesampaian juga nih ke kedua tempat tersebut.
Keberangkatan dimulai sekitar jam 7 lebih 15 menit, dengan tujuan pertama adalah Hutan Pinus Dlingo. Memilih tempat tersebut sebagai tujuan pertama, karena kata teman saya viewnya di sana sedang bagus-bagusnya pas pagi hari atau sore hari, dan berhubung sore harinya kepengen lihat sunset di pantai Pok Tunggal, ya akhirnya dipilihlah Hutan Pinus Dlingo sebagai tujuan pertama. Oh, iya, ngomong-ngomong di mana sih letak hutan pinus Dlingo itu? Hutan pinus Dlingo atau kerap dikenal sabagi Puncak Becici terletak di Dusun Gunung Cilik, Desa Gunung Mutuk, Kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta dan wilayahnya masuk dalam RPH (Resort Pengelolaan Hutan) Mangunan, wilayah kerja Dishutbun Provinsi Yogyakarta.
Awalnya sebelum sampai di lokasi, teman saya bilang kalau Hutan Pinus Dlingo atau kerap dikenal sebagai Puncak Becici ini memiliki view yang begitu menawan, dan sangat cocok sebagai referensi tempat wisata. Dan benar saja, ternyata view di Puncak Becici keren banget dan masih asri, suasananya masih lestari dan segar untuk dinikmati, ndak bikin kecewa hati. Buat para fotografer, mungkin akan ketagihan untuk mengabadikan keindahan yang disuguhkan tempat ini, gak akan nyesel pokoknya.
Untuk dapat memasuki area wisata ini, pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir Rp2.000,00 per motor. Di tempat ini tersedia beberapa fasilitas, seperti pos informasi, mushola, toilet, warung makan, dan yang paling terpenting adalah adanya tempat sampah, so buat pengunjung yang membawa makanan sendiri, jangan buang sampah sembarangan ya, buanglah sampah pada tempatnya, toh ini kan tempat wisata kita. Kalau bukan kita yang menjaga, terus siapa lagi dong? :)
Pohon-pohon Pinus di Puncak Becici |
Penyadapan getah pinus |
Teman-teman saya yang sedang menikmati kuliner di alam terbuka, wareg cah... :D |
Puas menikmati keindahan alam di Puncak Becici, perjalanan saya dan teman-teman berlanjut ke Pantai Pok Tunggal yang letaknya berada di kawasan Gunungkidul, Yogyakarta. Tepatnya berada di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Lokasinya berada di antara Pantai Pulang Syawal (lebih dikenal dengan nama Pantai Indrayanti) dan Pantai Siung.
Untuk dapat mencapai pantai ini, sayangnya akses jalan yang dapat dilalui sedikit kurang nyaman (terjal), ini mungkin dikarenakan pantai Pok Tunggal yang tergolong pantai yang masih baru alias perawan, karena mulai diakses oleh wisatawan sekitar tahun 2012. Tetapi itu bukanlah hambatan, karena pada akhirnya terbayar dengan pemandangan yang eksotik nan menawan. Terhampar pasir putih di sepanjang tepian, namanya juga pantai bro, hehehe...
Namun, ada keunikan di pantai ini lho, yang membuatnya beda dengan pantai yang lain. Keunikan tersebut adalah adanya pohon langka yang masih berdiri kokoh, yaitu Pohon Duras atau Pok Tunggal, inilah yang kemudian melandasi penamaan pantai Pok Tunggal ini. Satu lagi yang unik dari pantai ini adalah adanya mata air tawar yang berasal dari aliran sungai bawah tanah khas daerah karst. Air ini pula yang dijadikan sebagai sumber air bagi penduduk setempat.
Pohon Duras di Pantai Pok Tunggal |
Tiket masuk ke pantai ini tergolong cukup murah dengan membayar parkir sekitar Rp 3.000,00 per motor, Rp 5.000,00 per mobil dan Rp 15.000,00 per minibus. Fasilitas yang ada pun juga cukup lengkap, ada warung makan, gazebo (tempat istirahat), tenda dome, penginapan, dan satu yang paling penting yaitu toilet. Kalau gak ada toilet mah bisa berabe liburannya, apalagi waktu perut ngerasa...ah pasti kamu sudah bisa menebak, hehehe...
Suasana di Pantai Pok Tunggal |
Action cah :D |
Batu karang di pinggir pantai Pok Tunggal |
Niatnya mau begini sambil lihat sunset, eh sunsetnya gak dateng-dateng XD |
Lagi nunggu sunset apa lagi nunggu ombak nih? XD |
Kami (Saya dan teman-teman) sengaja menyempatkan diri untuk datang di pantai Pok Tunggal pada sore hari, ya sekalian mau lihat sunset di sini. Tapi, eh alih-alih mau lihat sunset, tiba-tiba langit di waktu sore itu tertutupi oleh mendung yang cukup mengaburkan kami dari sinar matahari, padahal siangnya cerah sekali. Ah...namanya juga alam, kita tak bisa menebaknya sesuka hati, kita hanya bisa menikmati dan menjaganya agar tetap lestari, iya kan? :)
Sekian ya cerita dolan saya kali ini, maaf kalau ada yang salah atau kurang di tulisan ini. Kalau kamu punya saran atau kritik yang mau diutarakan, gak perlu ragu, komen aja di kotak komentar di bawah tulisan ini. Saya sangat welcome dengan komentarmu lho. Oh, iya dan terima kasih telah berkenan membaca tulisan ini, nantikan cerita dolan-dolan saya berikutnya ya, hanya di blog ini (suryapersonal). Semoga tempat-tempat wisata di atas tadi dapat menjadi referensi tempat wisata kamu nanti, ya. :)
0 $type={blogger}:
Posting Komentar