Menjelang sepasang, kepadaku kau datang, meskipun hanya datang melalui sebuah pesan. Ya, sebuah pesan. Pesan yang ternyata kau hantarkan dengan maksud untuk mengundang. Mengundang aku yang dulu pernah sayang, ke sebuah hari yang telah lama kau nantikan. Sembari menyampaikan undanganmu, kau berkata kepadaku, “Aku harap kau datang, dan aku akan merasa sangat senang”. Seketika itu, aku paham, kau ingin agar aku turut merasakan kebahagiaan yang pernah kau idam-idamkan. Namun, egois rasanya bila aku tak mengatakan bahwa ini cukup menyakitkan, tapi berbekal hati yang telah kuupayakan untuk lapang, aku mencoba untuk tetap tegar dan tenang, lalu dengan segera mengiyakan undangan yang kau berikan. Dan pada akhirnya, aku akan memenuhi janji yang telah kumantapkan, yaitu melihatmu bersanding dengannya di pelaminan.
Sebab kini, aku telah mengikhlaskan perasaan yang belum sempat kusampaikan.
0 $type={blogger}:
Posting Komentar