Sebagai pengguna twitter/ X yang sekarang lebih aktif jadi silent reader, tadi siang saya melihat ada dua cuitan yang cukup menarik dari sebuah akun menfess yang saya ikuti. Cuitan yang terkait dengan info loker dari salah satu BUMN terkemuka di Indonesia, yaitu PT KAI. Dan yang membuatnya jadi terlihat menarik menurut saya bukan cuitannya, melainkan respon dari warga net di cuitan itu.
Para jobseekers yg pgn work! di KAI nih mumpung ada loker MT🤩 pic.twitter.com/zkHoGYKS8q
— WORK (@worksfess) April 17, 2024
Work! Kepo nih.. persyaratan se tinggi ini gajinya untuk pekerja < 2 tahun masa kerja berapa ya? Sebanding gak dengan syaratnya.. pic.twitter.com/2fpuTW7TVt
— WORK (@worksfess) April 17, 2024
Meskipun beberapa ada yang merespon tentang ketertarikannya pada info loker ini, tapi kebanyakan yang saya lihat responnya justru berisi keluhan. Apalagi yang dikeluhkan kalau bukan masalah persyaratannya. Mulai dari akademik hingga penampilan fisik, dibahas oleh warga net pada dua cuitan itu. Alih-alih ingin ikut mendaftar, saya justru tertarik untuk membaca tiap-tiap respon dari warga net di sana, hehe…
Tapi kalau dilihat-lihat respon dari para warga net tersebut, saya memakluminya sih. Toh ini sudah bukan rahasia umum lagi, kan? Memang sudah sejak lama kalau dalam hal perekrutan karyawan baru, PT KAI dikenal memiliki standar yang tinggi dan juga ketat. Pernah saya dengar juga dari salah seorang tetangga yang anaknya lolos dan sudah bekerja di sana, kalau proses rekrutmennya hampir sama seperti proses rekrutmen tentara.
Saya sendiri setuju dengan kata-kata tetangga saya tadi dan juga dengan respon warga net. Ya, soalnya saya sendiri dulu pernah beberapa kali ikut mendaftar di perusahaan ini. Sedikit cerita pengalaman pribadi, pada pertengahan tahun 2018, waktu saya baru lulus kuliah dan menunggu untuk wisuda. Pada suatu kesempatan, saya lihat ada loker di website rekrutmen PT KAI. Kebetulan karena sedang mencari pekerjaan dan juga persyaratannya yang saya rasa bisa saya penuhi semua, saya putuskan untuk ikut mendaftar. Saya mendaftarnya untuk formasi lulusan SMA sederajat, ya, karena jurusan S1 saya nggak ada di formasi S1nya.
Oiya, waktu awal mendaftar, saya belum bercerita kepada almarhum bapak dan juga almarhumah ibu. Baru setelah pengumuman seleksi administrasi dan saya dinyatakan lolos ke tahap berikutnya, yaitu tes kesehatan awal, saya bercerita sekaligus minta do’a restu pada mereka berdua. Tapi, sayangnya saya gugur di tes itu, tepatnya ketika pengukuran tinggi badan. Padahal waktu ngukur sendiri di rumah maupun di kos, tinggi badan saya sudah memenuhi pesyaratan yang diperlukan. Meskipun mepet batas persyaratan sih. Tapi, yah namanya belum rezeki. Ibarat orang yang akan bertamu, saya baru menyentuh keset rumahnya saja, setelah itu langsung disuruh pulang. Sebentar banget ikut tes kesehatannya, kayaknya nggak sampai 15 menit, haha…
Walaupun pernah gagal sekali bukan berarti saya tak mencoba mendaftar kembali. Di tahun-tahun berikutnya, setiap kali perusahaan ini membuka lowongan kerja, saya selalu coba untuk mendaftar lagi. Ya, siapa tahu rezeki. Entah sampai berapa kali hingga tak terasa usia saya sudah melebihi batas usia yang dibutuhkan untuk formasi yang saya pilih.
Setelah menyadari kalau usia saya sudah tidak lagi memenuhi persyaratannya, barulah niat saya mendaftar terhenti. Dan setelahnya, saya sadar barangkali memang bukan di sini jalan rezeki saya. Yah, meskipun dulu pernah punya mimpi untuk bisa berkarir di sini.
Ok, kembali lagi ke cuitan tadi. Saya tak bermaksud untuk memihak manapun, karena dalam hal ini sebenarnya kita bisa melihat dari dua sisi. Sisi yang pertama dari para warga net yang mengeluhkan sulitnya persyaratan dari loker itu. Jika dilihat-lihat persyaratannya memang sulit, terlebih lagi melihat adanya patokan batas usia dan juga IPK yang sampai saat ini masih ramai jadi perdebatan di dunia loker Indonesia. Tapi jika dilihat dari sisi perusahaan, tentunya perusahaan punya alasan atau pertimbangan tersendiri terkait persyaratan yang dibutuhkannya dengan tujuan agar perusahaan menjadi lebih baik.
Ya, kalau saya sih sudah tidak terlalu ambil pusing. Kalau masih ada kesempatan dan minat, ya dicoba. Kalau misal nggak, ya skip aja dan nyoba kesempatan di lain tempat. Toh jalan menuju rezeki itu kan banyak. Yang penting kita masih mau berusaha dan nggak menyerah, karena selama nggak menyerah, maka sejatinya kita sudah menang. Salam 😁
hari ini saya baca thread di x yang isinya masalah lowongan kerja yang yang rekruternya minta yang aneh2 di linkedin
BalasHapuswah sama mas, tadi juga ada thread yang kayak gitu muncul di beranda x saya, prihatin juga sih sama syaratnya yang aneh itu 😅
HapusKenapa PT KAI mensyaratkan IPK tinggi sama minimal tinggi badan mas? Cuma pengin tahu saja sih, soalnya usia sudah tidak mungkin daftar.
BalasHapuskalau alasannya kenapa, saya juga belum tau mas, dua syarat ini juga lagi ramai dibahas di X/ twitter 😅
HapusSekarang nyari kerjaan makin susah ya, mau masuk KAI saja syaratnya banyak banget.
BalasHapusbetul mas, belum lagi saingan yang makin banyak, mesti pandai-pandai ngembangin skill juga nih
Hapus