NgeShare - Momen Pertama Kali Potong Rambut di Tempat Tukang Cukur

NgeShare - Momen Pertama Kali Potong Rambut di Tempat Tukang Cukur

Seperti biasa, tadi sore saya menemani Caca menonton salah satu acara kartun kesukaannya di TV, yaitu Upin & Ipin. Dan pada saat situ, kami menonton episode yang menceritakan tentang Upin & Ipin bersama kawan-kawannya akan melihat acara potong rambut gratis di sekolahnya. Ketika menonton episode itu dan melihat tingkah Ijat yang ketakutan saat rambutnya akan dipotong oleh Uncle Muthu, saya jadi teringat pada momen pertama kali saya potong rambut di tempat tukang cukur.


Yang saya ingat momen berharga itu terjadi ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya saat masih kelas 3. Jadi, waktu itu almh. Ibu mengajak saya ke tempat tukang cukur yang tak jauh dari rumah. Setelahnya, saya baru sadar kalau sudah waktunya rambut saya harus dipotong. “Tapi kenapa harus ke tempat tukang cukur sih? Bukannya ibu yang biasanya memotong rambut saya,” ujar saya dalam hati waktu itu. Oiya, sedikit cerita, dulu sebelum saya potong rambut di tukang cukur, almh. Ibu yang selalu memotong rambut saya sedari kecil, ya.

Lanjut lagi ke ceritanya. Sebelum berangkat ke tempat cukur, layaknya anak kecil pada umumnya, saya juga sempat tantrum untuk menolak ajakan itu. Tapi setelah dibujuk oleh almh. Ibu dan juga kakak pertama saya yang menjanjikan akan membelikan kaset game PS 1 (yang nantinya kami mainkan bersama menggunakan emulator di komputer), akhirnya membuat pertahanan saya goyah. Dengan mengendarai sepedanya, almh. Ibu akhirnya sukses mengajak saya ke tempat tukang cukur.

Setibanya di tempat tukang cukur, perasaan pertama yang saya rasakan waktu itu deg-degan. Nggak tau kenapa rasanya begitu. Mungkin karena belum terbiasa. Tapi setelah proses cukur dimulai dan berjalan cukup lama, rasa deg-degan saya berangsur-angsur mereda. Justru tergantikan dengan rasa ngantuk yang luar biasa, haha…

Sayangnya, saya hanya pernah sekali potong rambut di tempat tukang cukur itu. Ya soalnya setiap kali waktunya akan potong rambut, saya memilih ikut kakak pertama saya untuk potong rambut di tempat tukang cukur langganannya. Mungkin karena waktu itu saya masih seorang bocil yang penakut + pemalu. Jadi, kalau mau potong rambut lebih nyaman untuk ngikut sekaligus ditemani kakak, hehe…

Namun, ketika mulai SMP dan kakak pertama saya harus merantau untuk menimba ilmu di luar kota, saya akhirnya mulai memberanikan diri untuk potong rambut sendiri di tempat tukang cukur. Awalnya, tentu saya pergi ke tempat tukang cukur langganan kakak. Tapi lambat laun saya pun mencoba move on untuk mencari tempat cukur lain.

Berkali-kali saya pindah tempat tukang cukur. Berusaha untuk menemukan tempat yang tidak hanya nyaman, tapi juga tukang cukur yang bisa memahami gaya potongan rambut yang sesuai dengan saya. Setelah pengembaraan yang cukup lama, akhirnya saya menemukannya. Sebuah tempat cukur yang jaraknya tak begitu jauh dari rumah. Dan di sanalah saya akhirnya memutuskan untuk menjadi salah satu langganannya, hingga saat ini.

Nah, itulah sedikit cerita saya tentang momen pertama kali potong rambut di tempat tukang cukur. Mungkin ceritanya terlihat biasa saja ya, tapi bagi saya yang melakoninya, tentunya ini adalah salah satu kenangan berharga yang akan saya ingat selamanya. Dan barangkali melalui cerita sederhana saya ini bisa juga mengingatkanmu pada kenangan berharga yang sempat terlupa. Ya, barangkali.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Sawer


Anda suka dengan tulisan-tulisan di blog ini? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan blog ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol sawer di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

4 Komentar

  1. Wah...dulu saya pun seringkali mencukur rambut anak semata wayang saya, pokoknya kalo udah gondrong dikit,saya cukur sebisa emaknya aja hehe..itu tuh kenangan yang gak bakalan terlupakan seumur hidup, sekarang mah anak lanang udah pergi ke tukang cukur sendiri .

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah kenangan yang berharga banget pastinya ya mbak, dan nggak kerasa waktu rasanya udah berlalu begitu cepat :')

      Hapus
  2. Saya dulu tuh takut banget sama yang namanya alat potong rambut elektrik mas. Pokoknya tiap cukur maunya pake gunting, entahlah mungkin ada trauma gitu. Sampe kemudian aku kena razia di sekolah.. dan rambutku dipotong sreeet di tengah macem profesor gitu. Akhirnya mau gamau aku ke tukang cukur, dan nyobain pake alat elektrik. Eeeh sampe sekarang malah ketagihan, soalnya lebih cepet hahaha

    Kalo sekarang, aku lebih suka potong rambut di Asgar mas. Soalnya selain murah.. juga dapet free pijitan punggung yang luar biasa mantap.
    Ga pernah mau aku ke barbershop. Sekali-kalinya kesana, pengen macem David Bechkam, malah lebih mirip soleh solihun.. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. definisi terpaksa terlebih dahulu untuk terbiasa ya mas, hehe

      wah asgar ya, kalau saya di tukang cukur madura mas, mau ke barbershop juga selalu mikir2, selain ongkosnya juga hasilnya yang saya rasa nggak terlalu beda jauh, toh sama-sama dicukur juga kan ya, hehe

      wkwkwk nggak apa-apa mas, setidaknya masih mirip orang yang terkenal

      Hapus
Lebih baru Lebih lama