Kenalkan namannya Cio. Seekor kucing berbulu putih dengan corak coklat. Kucing milik salah satu tetangga saya. Kucing ini selalu datang ke rumah almarhum bapak setiap kali saya berkunjung ke sana pada hari Sabtu atau Minggu untuk sekadar bersih-bersih.
Pada awal kedatangannya dulu, saya penasaran terkait kucing ini milik siapa. Tapi di pertemuan yang kedua akhirnya saya tahu kalau ternyata ia merupakan anabul milik tetangga depan rumah alm. bapak. "Cio, sini sini," panggil tetangga saya pada kucing itu.
Dulu pas awal kedatangannya juga ke rumah alm. bapak, saya cukup merasa risih. Selain karena saya bukan seorang yang suka sekali dengan kucing, juga karena kelakuan Cio yang tiba-tiba suka nyelonong masuk ke dalam rumah. Beberapa kali saya berusaha untuk mengusirnya. Tentunya saya mengusirnya tidak secara kasar, ya. Saya mengusirnya dengan cara menggiringnya secara perlahan atau menggendongnya keluar rumah.
Kalau dibiarkan masuk ke dalam rumah, saya khawatir nanti ia akan merusak atau mengotori beberapa barang peninggalan alm. bapak maupun almh. ibu. Untungnya kekhawatiran itu tak pernah terjadi. Lambat laun kekhawatiran saya mulai mereda dan saya mulai bisa menerima kehadiran Cio. Setiap kali datang ke rumah alm. bapak di hari Sabtu atau Minggu, saya selalu tahu kalau Cio sedang menunggu di halaman rumah. Rasa-rasanya, ia seperti sudah hafal jadwal kedatangan saya.
Terkait kelakukannya itu, entah mungkin karena Cio sedang penasaran dengan rumah alm. bapak yang jarang dibuka atau karena sekadar ingin bermain di sana. Tapi saya merasa Cio seperti sedang ingin menemani saya dan tak ingin saya merasa sendirian di sana. Yah, mungkin bisa juga seperti itu, hehe...
Tapi jujur selama ditemani Cio, saya jadi jarang melamun setelah selesai membersihkan rumah alm. bapak. Ya gimana mau melamun, lha soalnya banyak tingkah Cio yang bisa membuat saya sesekali tertawa. Cio juga sudah hafal kalau saya mulai menutup pintu tiap kamar, dengan sendirinya ia akan keluar rumah. Seakan-akan ia sudah paham kalau rutinitas bersih-bersih saya sudah selesai dan saya harus kembali ke rumah kakak (ibunya Caca).
Dari kedatangan Cio ini, saya jadi teringat dengan sebuah kalimat dari salah satu artikel online yang mengatakan bahwa kedatangan kucing ke rumah pertanda datangnya rezeki. Dan saya rasa itu ada benarnya. Ya meskipun tidak dalam bentuk materi, tapi saya tetap merasa ada rezeki yang saya terima, yaitu "tak lagi merasa kesepian".
Terima kasih Cio...
Saya di rumah gak punya kucing, tapi di rumah almarhumah ibu , Abang banyak pelihara kucing liar yg ketemu di jalan, sekarang di rumahnya ada sekitar 5 ekor kucing, di tambah 2 bayi kucing, kucing itu jadi hiburan looh..apalagi kalo lagi suntuk..liat kelakuan kucing yg random itu suka bikin ketawa swndiri,apalagi kalo udah manja..badannya smpe geter" 😄
BalasHapuswah alhamdulillah mbak, jadi makin seru suasana di rumahnya ya :D
HapusKatanya rumah klo didatangi kucing banyak berkahnya mas
BalasHapussemoga memang begitu ya mas, banyak berkahnya, aamin ^_^
Hapussaya sekarang punya dua anabul,
BalasHapusyang satu yang udah lama dirumah itu saya pelihara karena ini kucing nyasar masuk ke rumah
dan enggak mau keluar rumah,
alias kerasan di rumah saya
sudah saya woro2 ke tetangga komplek juga udah enggak ada yang cari
akhirnya karena kasian
saya pelihara
sampai divaksin lengkap
di steril
dan sekarang resmi jadi penghuni rumah saya
kalau yang satunya adalah kucing istri saya
karena di rumah orang tuanya istri ini kucing tidak ada yang mengurus
akhirnya diboyong kerumah saya
udah sekarang ada dua ekor majikan keliling dirumah
tanpa kandang
hehe
wah alhamdulillah ya mas, semoga dua anabulnya selalu sehat ^_^
HapusKucing yang cantik secantik namanya.
BalasHapusbulunya gemesin banget ya
BalasHapus