Kemarin sore (21/01/2025), saya baru saja mengajak Caca berkeliling kota mengendarai sepeda motor. "Biar Caca nggak jenuh di rumah," ujar saya pada ibunya (kakak perempuan saya) ketika akan mengajak Caca keluar. Sekitar jam setengah lima sore saya dan Caca berangkat.
Beberapa kali, kami berdua melalui persawahan yang terendam banjir. "Ah, iya, pasti ini karena hujan tadi malam," sadar saya dalam hati ketika melaluinya. Kemarin malam, hujan memang turun cukup deras dan lama sekali redanya. Alhasil sungai-sungai kecil meluap dan membanjiri sawah-sawah di sekitarnya. Untungnya, luapan air sungai tidak sampai menggenangi jalan. Semoga lekas surut, ya.
Usai melalui persawahan yang tergenang air sungai akibat hujan semalam, saya dan Caca menuju ke alun-alun kota. Sudah bisa ditebak kalau di sana pasti ramai orang berlalu lalang. Mulai dari yang sekadar berolahraga di sore hari, baik itu joging atau bersepeda, pedagang makanan yang sudah ready pada standnya di pinggir jalan, hingga orang-orang yang sedang dalam perjalanan pulang dari tempatnya bekerja.
Berlalu dari alun-alun kota, kami berdua melaju ke sebuah jalan di sebelah utara alun-alun. Tepatnya di jalan dr. Soetomo. Di sana, saya memutuskan untuk mampir sebentar di sebuah warung yang menjual makanan khas ngawi. Nama warungnya, yaitu Tahu Tepo Mbah Nem.
Sesuai namanya, warung ini menjual makanan khas Ngawi yang bernama Tahu Tepo atau dikenal juga dengan nama tahu kecap. Makanan tradisional yang isinya terdiri dari irisan lontong, tahu yang digoreng dengan telur, kol yang diiris tipis, toge, acar mentimun, dan kemudian diberi sambal kacang serta kuah yang khas. Makanan ini banyak dijumpai di daerah Ngawi dan sekitarnya.
Nah, waktu itu saya memutuskan mampir ke warung tahu tepo mbah nem, selain karena ingin menunaikan titipan dari Kakak untuk membeli makanan itu, saya juga berniat untuk sejenak nostalgia di sana. Ya, nostalgia waktu dulu almarhum bapak masih ada.
Dulu, setiap awal bulan setelah alm. bapak mengambil gaji pensiunnya, di siang harinya beliau pasti akan berkata seperti ini, “Nanti sore mau beli tepo nggak?” Setelah mendengar pertanyaan itu, tentunya tanpa pikir panjang saya mengiyakannya. Maklum, jarang-jarang bisa makan enak, hehe…
“Beli di tahu tepo mbah nem, ya. Kalau nggak buka, beli di tempat lain. Ini uangnya,” ujar alm. bapak sambil menyerahkan uang untuk membeli makanan itu.
Barangkali ada yang bertanya-tanya terkait kenapa alm. bapak memilih tahu tepo mbah nem sebagai pilihan pertama. Alasannya selain karena rasanya enak, juga porsinya yang mengenyangkan. Apalagi ada krupuk pendampingnya yang juga enak. Harganya pun masih terbilang ramah di kantong. Hanya Rp13.000,00 saja sudah bisa menikmati seporsi tahu tepo yang rasanya mantap dan mengenyangkan ini.
Tampilan tahu tepo mbah nem yang siap saya santap, hehe... |
Oiya, btw tahu tepo mbah nem ini sudah lama eksis di Ngawi lho. Pertama kali buka sekitar tahun 90an menjadikannya sebagai salah satu warung kuliner yang legend di Ngawi. Jadi, wajar kalau tahu teponya ini jadi salah satu kuliner rekomended buat pendatang di Kabupaten Ngawi. Saking rekomendednya udah banyak foodvlogger yang mereviewnya. Bahkan sekitar 6 tahun lalu, tahu tepo mbah nem pernah diliput stasiun televisi Trans7. Wah, keren.
Kembali lagi ke cerita perjalanan saya dan Caca yang sedang mampir di warung tepo mbah nem, saya di sana membeli 2 bungkus. Satu untuk saya, satu lagi untuk ibunya Caca. Kalau beli lebih dari itu, khawatirnya nanti nggak habis. Ya, maklum, satu porsinya menurut saya sudah sangat mengenyangkan.
Pak Nano yang sedang menggoreng telur dan tahu untuk pesanan saya. |
Selesai pesanan saya jadi dan membayar ke Pak Nano (penjualnya), saya dan Caca kembali mengendarai motor untuk pulang. Nah, itulah cerita singkat jalan-jalan saya kali ini bersama Caca. Besok-besok, lanjut jalan-jalan atau kulineran kemana lagi, ya? hehe…
Lihat bentukannya, saya langsung penasaran dan ngiler. Semoga bisa ke Ngawi dan merasakan tahu tepo Mbah Nem, Aaamiin
BalasHapusditunggu kedatangannya di ngawi mas, hehe
Hapusbismillah bisa ya, aamin
Kayaknya pernah nyicip tahu tepo.. Waktu mudik ke Nganjuk kampung suami.. Gurih mantab kaan
BalasHapuswah iya mbak kalau nganjuk deket juga dari ngawi, jadi pasti ada juga tahu tepo di sana, hehe
Hapus