NgeShare - Bertemu dan Mengutip: Novel Laut Bercerita

NgeShare - Bertemu dan Mengutip: Novel Laut Bercerita
Bulan kemarin, sebelum saya mulai membaca novel Bandara, Stasiun, dan Tahun-Tahun Setelahnya, saya masih membaca sebuah novel yang berjudul Laut Bercerita. Novel karya penulis Leila S. Chudori, yang saya rasa juga sangat menarik untuk dibaca.

Tokoh dan ceritanya memang fiksi, tapi latar ceritanya berdasar peristiwa kelam tahun 90-an yang pernah terjadi di negeri ini. Semoga peristiwa itu tak terulang kembali (aamin). Teruntuk kamu yang suka dengan novel bertemakan sejarah, saya rasa novel ini cocok sekali untuk kamu nikmati.

Btw, pertemuan saya dengan novel ini bermula ketika seorang kawan selesai membaca postingan saya yang berjudul NgeShare - Dibuat Menangis oleh Sebuah Novel. Setelahnya kawan saya berkata, “Coba kamu baca novelnya Leila S. Chudori yang judulnya Laut Bercerita. Pasti bikin kamu nangis juga.”

Usai mendengar kata-kata kawan saya tadi, saya jadi penasaran dengan novel tersebut. “Apa benar novel itu bisa membuat saya menangis? Memangnya isi ceritanya seperti apa, sih?” batin saya dalam hati.

Tak mau larut dalam rasa penasaran, saya menyempatkan terlebih dahulu untuk membaca resensi novelnya. Tak sulit untuk menemukan resensinya yang telah banyak bertebaran di dunia maya. “Wah, novelnya pasti keren, nih”, pikir saya setelah menjumpai banyaknya resensi maupun sinopsis terkait novel ini di internet.

Setelah selesai membaca salah satu resensinya, saya memutuskan untuk meminang novel tersebut. Tentunya melalui toko onlen karena di daerah saya tinggal belum ada toko buku yang menjual novel itu. Sekitar tiga hari setelah cek out, novel itu tiba dengan baik di rumah. Namun, setelah sampai di rumah, seperti halnya buku-buku yang pernah saya pesan sebelumnya, novel itu tidak langsung saya baca. Sejenak ia tersimpan di pojok lemari bersama beberapa buku yang telah masuk ke daftar tbr (to be read) saya, hehe…

Baru bulan kemarin akhirnya saya membacanya. Ketika membaca novel itu, apakah saya menangis? Sayangnya hal itu tidak terjadi. Meskipun begitu, saya tetap merasa sedih waktu membacanya. Mengenai perjuangan Laut bersama kawan-kawannya. Perihal keluarga, kekasih, dan kawan-kawan yang merindukannya. Dan tentang bagaimana nasib Laut beserta 13 kawan perjuangannya yang telah hilang.

Ah, iya, saat membaca novel ini saya begitu menikmati alur ceritanya. Saking menikmatinya, sampai-sampai saya melewatkan beberapa kutipan menarik yang tersimpan di novel ini. Merasa sayang kalau kutipan-kutipan tersebut terlewat tanpa dicatat, saya akhirnya membuka kembali novel itu hari ini. Dan seharian penuh, saya mencoba menemukan lagi kutipan-kutipan yang saya rasa menarik.

Ada sebelas kutipan yang saya catat. Memang tak begitu banyak. Tapi saya rasa sebelas kutipan ini yang begitu bermakna bagi saya. Penasaran sebelas kutipannya itu apa saja? Di bawah ini ya kutipan-kutipannya:
  • “Kita harus belajar kecewa bahwa orang yang kita percaya ternyata memegang pisau dan menusuk punggung kita. Kita tak bisa berharap semua orang akan selalu loyal pada perjuangan dan persahabatan.” - hlm. 30.
  • “Kau tak akan bisa memperolehnya dengan bersembunyi. Kau harus menghampirinya dan menggenggam tangannya tanpa pernah melepasnya lagi.” - hlm. 43.
  • “Kebenaran ada di tangan mereka yang memihak rakyat.” - hlm. 171.
  • “Kita harus mengguncang masyarakat yang pasif, malas, dan putus asa agar mereka mau ikut memperbaiki negeri yang sungguh korup dan berantakan, yang sangat tidak menghargai kemanusiaan, Laut.” - hlm. 182.
  • “Carilah kata-kata yang tidak terungkap di dalam cerita pendekku.” - hlm. 226.
  • “Peristiwa yang tak nyaman atau menyakitkan tidak perlu dihapus, tetapi harus diatasi.” - hlm. 313.
  • “Dari alam mana pun kau berada, berilah tanda, kode morse atau pesan apa pun agar aku tahu kau tenang dan bahagia.” - hlm. 352.
  • “Jika jawaban yang kalian cari tak kunjung datang, jangan menganggap bahwa hidup adalah serangkaian kekalahan.” - hlm. 366.
  • “Jangan terjebak pada kenangan yang membuat kalian semua tak bisa meneruskan hidup.” - hlm. 366.
  • “Kita harus selalu mencoba berbuat sesuatu, menyalakan sesuatu, sekecil apa pun dalam kegelapan di negeri ini.” - hlm. 35.
  • “Setiap langkahmu, langkah kita, apakah terlihat atau tidak, apakah terasa atau tidak, adalah sebuah kontribusi, Laut.” hlm. 183.

Saya rasa itulah kutipan-kutipan yang menarik dari novel Laut Bercerita. Dan sekiranya itu juga cerita singkat perihal pertemuan saya dengan novel tersebut. Terima kasih ya sudah berkenan membaca cerita saya hari ini. Jumpa lagi di cerita pertemuan dan mengutip selanjutnya.
Share:
Sawer


Anda suka dengan tulisan-tulisan di blog ini? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan blog ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol sawer di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar