NgeShare - Bertemu dan Mengutip: Novel Pukul Setengah Lima

NgeShare - Bertemu dan Mengutip: Novel Pukul Setengah Lima

Lagi-lagi oleh seorang bookstagram, saya kepincut pada sebuah novel. Novel sederhana yang pada salah satu halamannya memuat kalimat yang mengingatkan saya pada kebiasaan yang sering dilakukan oleh almarhumah Ibu. “... kulihat Ibu menungguku di depan pagar”, sepotong kalimat dari novel itu yang mengingatkan saya pada kebiasaan almh. Ibu yang selalu dengan sabar menunggu. Entah menunggu almarhum bapak, mas, mbak, atau saya yang pulang ke rumah larut malam.

Padahal setiap kali saya atau anggota keluarga saya yang lain akan pergi, kami selalu menitipkan pesan kepada beliau, “Bu, nanti saya pulangnya malam.” Entah kenapa almh. Ibu akan selalu menunggu kami pulang, meskipun jam sudah menunjukkan waktu malam. Beliau akan dengan sabar menunggu di ruang keluarga, ditemani satu-satunya televisi yang menjadi penghiburnya.

Selain ingin membukakan pintu untuk kami, barangkali almh. Ibu juga ingin memastikan bahwa kami pulang dalam keadaan baik. Ya, barangkali begitu. Tentunya beliau memiliki rasa khawatir apabila kami pulang dalam keadaan yang tidak baik. Ah, jadi rindu momen-momen itu.

Oiya, saya lupa belum mengenalkan novelnya. Novel yang baru selesai saya baca tiga hari yang lalu. Novel ini berjudul Pukul Setengah Lima. Sebuah novel yang ditulis oleh Tsana dengan nama pena Rintik Sedu.

Seingat saya, dulu novel ini saya beli secara online setelah novel Laut Bercerita. Itu artinya novel ini sudah ada di rumah beberapa bulan yang lalu. Namun, sekitar dua minggu yang lalu, novel ini baru sempat saya baca, hehe…

Sebelum membaca novel ini secara utuh, dulu saya mengira kisahnya hanya perihal hubungan anak dan juga ibu. Tapi ternyata kisahnya lebih dari itu. Saya dibuat gemas oleh tingkah karakter Alina yang selalu merasa bahwa hidupnya tidak menarik. Saya dibuat heran oleh Marni yang merasa nyaman dalam kepura-puraan yang ia lakukan. Saya juga dibuat penasaran dengan karakter Danu yang sampai saat ini masih menjadi sosok misterius. Dan saya rasa novel ini akan cocok untuk kamu yang menginginkan akhir cerita yang tak biasa.

Selama membaca novel ini, saya tak menemui kesulitan untuk memahami jalan ceritanya. Pada novel ini juga, saya menjumpai sekaligus mencatat beberapa kutipan yang menurut saya menarik untuk disimak. Ada sekitar empat belas kutipan yang saya catat, dan berikut ini kutipannya:
  • “Luka adalah goresan yang pertama, yang setelahnya sudah bukan lagi luka namanya.” - hlm. 11.
  • “Saling mengerti tidak sesederhana yang diucapkan orang-orang.” - hlm. 19.
  • “Kenangan indah memang membuat yang sudah berlalu seperti tidak pernah selesai.” - hlm. 26.
  • “Manusia adalah kepedihan yang memikat; kehadiran yang sementara, kepergian yang kekal.” - hlm. 39.
  • “Rencana itu seperti nyawa, Al, tiap manusia harus punya.” - hlm. 72.
  • “Kebohongan adalah hiburan tanpa tujuan.” - hlm. 81.
  • “Yah, berpikir berlebihan memang bisa membunuh perlahan.” – hlm. 95.
  • “Yah, kapasitas manusia memang nggak ada ukurannya, ada yang bisa kuat banget, ada yang sangat lemah. Kita memilih apa yang kita sanggupi aja, kan?” - hlm. 132-133.
  • “Sembuh itu bukan tanggung jawab kita, Marni. Kita hanya perlu menoleransi rasa sakit. Kita hanya perlu beranjak sedikit lebih jauh.” - hlm. 133.
  • “Espreso itu tentang menghargai waktu, menikmati detik, dan memaksimalkan rasa.” - hlm. 143.
  • “Seburuk-buruknya perjalanan adalah mengunjungi masa lalu.” - hlm. 145.
  • “Kehidupan itu bukan rumah, melainkan sebuah tempat persinggahan. Tempat persinggahan yang lestari.” - hlm. 170.
  • “Kalau kamu bilang aku butuh waktu, mungkin kamu benar. Tapi kita sama-sama nggak tahu berapa lama. Dan, kamu nggak mungkin selamanya nungguin aku sampai siap.” - hlm. 179.
  • “Seburuk apa pun kenyataan, kalau memang kita udah terbiasa, ya kita akan selalu memandangnya sama.” - hlm. 191.
Saya rasa itulah beberapa kutipan yang bisa saya temukan dan cerita singkat terkait pertemuan saya dengan novel ini. Apabila kamu merasa penasaran dengan isi novel ini, barangkali kamu bisa membaca terlebih dahulu resensinya yang sudah banyak terbit di dunia maya. Tapi jika menurutmu akan lebih afdol dan puas untuk membacanya novelnya langsung, maka kamu bisa membeli novelnya dulu di sini atau meminjamnya di perpustakaan. Semoga bermanfaat, ya! :)
Share:
Jajan


Apakah kamu suka dengan tulisan-tulisan yang ada di blog ini? Jika iya, kamu bisa ikutan berdonasi untuk membantu pengembangan blog ini biar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi yang ingin kamu berikan dengan ikhlas. Terima kasih.

Nih buat jajan

0 $type={blogger}:

Posting Komentar